Antara Asa dan Pengabdian, P3K Ujung Pengharapan Guru Honorer di Daerah Terpencil.

InDepthNews.id (Lingga): Kebijakan Pengangkatan Guru-guru Honorer oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan dan Dikti melalui Test Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) menjadi harapan terakhir bagi guru-guru honorer yang sudah mengabdi di daerah, baik itu daerah pelosok, terpencil dan terluar.

Menjadi guru P3K pun menjadi asa yang terakhir bagi sebagian besar guru-guru honorer khususnya guru-guru honorer di Kabupaten Lingga yang telah mengabdikan diri lebih dari 10 tahun dan ditempatkan di berbagai daerah-daerah terpencil, bahkan sangat terpencil dipelosok negeri yang jauh dari jangkauan keramaian, aksesbilitas, listrik transportasi, telekomunikasi dan juga jaringan internet, demi mendidik dan menciptakan manusia – manusia pintar di Kabupaten Lingga ini.

Pompong Sebagai Sarana Guru Untuk Menuju Tempat Mengajar
Pompong Sebagai Sarana Guru Untuk Menuju Tempat Mengajar

“Mereka adalah pahlawan yang patut untuk diperjuangkan hak-haknya sebagai manusia dan juga sebagai insan-insan yang telah mewakafkan dirinya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, khususnya di Kabupaten Lingga ini,” Ujar Kadis Pendidikan Kabupaten Lingga, Drs. Junaidi Adjam.

Namun sayangnya ungkap Junaidi, ketika mereka menghadapi Uji Kompetensi PPPK, hampir sebagian besar Seleksi Kompetensi terutama bidang Teknis, banyak diantara guru-guru tersebut mengeluhkan hasil yang telah di capai tidak memuaskan karena di bawah Bobot Nilai Ambang Batas.

Salah Satu Kondisi Lokasi Tempat Guru-Guru Mengabdi Di Daerah Terpencil
Salah Satu Kondisi Lokasi Tempat Guru-Guru Mengabdi Di Daerah Terpencil

“Tapi disatu sisi nilai Manajemen, Sosial Kultural dan Wawancara masih memberi harapan untuk bisa lolos sebagai guru PPPK,” ungkapnya

“Kita berharap Kementrian Pendidikan tentunya dapat mempertimbangkan Seleksi Kompetensi PPPK ini memang disatu sisi menguji kompetensi guru dari segala aspek, baik itu Sosial, Kepribadian hingga Profesional,” Sambung Junaidi.

Salah Satu Guru Honorer Yang Mengikuti Test P3K
Salah Satu Guru Honorer Yang Mengikuti Test P3K

Namun paradigma yang lebih utama, Kata Junaidi adalah pertimbangan Pengabdian mereka, sehingga tidak saja mempertimbangkan dari sisi umur yang sudah diatas 35 tahun juga masa kerja dan tempat mereka mengabdi.

“Kehidupan sosial ekonomi dan Eksistensi serta komitmen mereka yang begitu besar untuk dapat memberi sumbangsih terhadap bangsa hingga mereka mampu bertahan walau dengan penghasilan di bawah standar kehidupan, Semoga ini dapat menjadi pertimbangan,” pungkas Junaidi.

Sementara itu, Azima salah satu guru honorer yang telah mengabdi selama kurang lebih 10 tahun, sangat berharap test Guru melalui P3K ini menjadi jawaban pengharapanya untuk dapat meningkatkan taraf kehidupannya kedepan.

“Saya sangat berharap melalui Test P3K ini menjadi jawaban penantian saya selama ini untuk meningkatkan taraf kehidupan kami sebagai guru,” Ungkap Azima.

“Dan semoga melalui Test P3K yang digelar saat ini, kami semua guru-guru honorer yang mengikuti test dapat lulus semua, sehingga kami lebih semangat lagi untuk mengajar anak-anak bangsa khususnya di Kabupaten Lingga ini,” Harapnya.

(Abu)

Comment