Warga Desa Tanjung Kelit Keluhkan Pelabuhan Di Desanya Tidak Diperhatikan.

InDepthNews.id (Lingga) – Warga masyarakat Desa Tanjung Kelit Kecamatan Bakung Serumpun Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau mengeluhkan kondisi pelabuhan di desanya yang rusak namun tak kunjung diperbaiki oleh Pemerintah Desa. Padahal pelabuhan itu merupakan pelabuhan satu- satunya yang ada di Desa Tanjung Kelit.

Akibatnya masyarakat yang hendak berangkat dari dan menuju Tanjungpinang ataupun ke Dabo Singkep harus mengeluarkan ongkos tambahan untuk menyebarang ke pelabuhan sungai Tenam karena kapal ferry tidak mau lagi singgah untuk menaikkan maupun menurunkan penumpang di pelabuhan desa Tanjung Kelit.

“Memang Desa Tanjung Kelit ke pelabuhan sungai tenam tak begitu jauh, akan tetapi kami harus keluarkan duit lagi 50 ribu untuk tambang pompong. Belum untuk tiket kapal ferry Lagi,” ungkap warga yang enggan namanya dimediakan, Sabtu (23/10).

Diceritakannya, sewaktu pelabuhan masih dalam kondisi baik, biasanya Kapal ferry singgah untuk menaikan maupun menurunkan penumpang tetapi kini tidak lagi karena pancang sembung ujung pelabuhan tempat ferry merapat pelabuhan sudah hancur

“Waktu pelabuhan itu masih bagus kami masyarakat di Desa Tanjung Kelit sangat terbantu tapi sekarang kami merasa kesulitan mau ke Tanjung Pinang harus nyeberang ke Pelabuhan Sungai tenam karena kapal ferry hanya singgah di pelabuhan sungai tenam. Kami mau ke Dabo gitu juga harus nyeberang ke Sungai tenam,” ujarnya

Selaku warga masyarakat dia mengaku
sangat kecewa dengan Pemerintah Desa karena satu-satunya pelabuhan yang merupakan akses keluar masuk orang dan barang tersebut tidak diperhatikan dan diperbaiki. Padahal desa memiliki anggaran untuk memperbaiki pelabuhan yang rusak itu.

“Intinya selama pelabuhan ini (pelabuhan Desa Tanjung Kelit) tidak di perbaiki dari pihak desa, kami Merasa kesulitan untuk kegiatan-kegiatan lainnya, seperti bongkar muat barang kebutuhan kami masyarakat di Desa Tanjung Kelit ini, Karena kapal ferry hanya singgah di pelabuhan sungai tenam,” tutup warga yang mengaku penduduk asli Desa Tanjung Kelit itu.

Berdasarkan pantauan awak media ini di Pelabuhan di Desa Tanjung Kelit yang dibangun pada tahun 2008 lalu menggunakan APBD Kabupaten Lingga memang kondisinya sudah sangat
Memprihatinkan, dikarenakan lantai pelabuhan yang terbuat dari kayu sudah lapuk di makan usia.

Begitu juga pancang sembung ujung pelabuhan tempat feri merapat pelabuhan juga sudah hancur, jadi wajar bila ferry enggan merapat dipelabuhan tersebut.

Kepala Desa Tanjung Kelit Mursidi saat
Di konfirmasi awak media ini melalui telepon seluler terkait kondisi ujung pelabuhan yang kondisi nya cukup parah mengatakan kalau dirinya sudah menyampaikan kondisi pelabuhan tersebut kepada Wakil Bupati Lingga, Neko Wesha Pawelloy yang pada saat itu hadir memenuhi undangan resepsi pernikahan warga di desa Tanjung Kelit.

“Saya sudah sampaikan kondisi pelabuhan itu kepada pak wakil bupati, pak Neko Wesha Pawelloy, kebetulan tadi siang, (hari ini, Sabtu 23/10) beliau hadir memenuhi undangan warga yang menikah, dan beliau menanyakan sudah berapa bulan kondisi pelabuhan seperti sekarang ini?. Saya jawab kurang lebih 2 bulan,” ungkap Mursidi, Sabtu (23/10)

Namun sayangnya, Mursidi tidak  menjelaskan kapan pelabuhan tersebut akan segera diperbaiki.

(Abu)

Comment