InDepthNews.id (Tanjungpinang) – Saat ini Kementerian PUPR (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air) sedang melangsungkan Pembangunan Folder Pengendalian Banjir Jalan Pemuda. Dan Pembangunan tersebut di laksanakan oleh PT.Bilimbing Sriwijaya sebagai Kontraktor Pelaksana.
Dalam Proses pengerjaan Proyek yang bertujuan untuk memberikan solusi terhadap penanganan banjir tersebut disambut baik oleh masyarakat setempat, mengingat banjir merupakan persoalan tahunan yang harus di hadapi dan dirasakan masyarakat.
Proyek yang menggunakan kucuran dana dari APBN dengan Pagu 16 Miliar Rupiah tersebut saat ini sedang dalam tahapan penimbunan. penimbunan dan pengerjaan tersebut berbuntut terdampak nya penghasilan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dilingkungan sekitar. Hal tersebut di karenakan tercemarnya Air Laut di wilayah sekitar penimbunan dan menumpuk nya Lumpur hitam di sekitaran penimbunan tersebut.
Bahkan di duga adanya Pembabatan Mangrove dalam pengerjaan proyek tersebut.Tersebar nya informasi tersebut Erik Kantona selaku Pemuda TanjungPinang dan Aktivis Mahasiswa Kota TanjungPinang mencoba mencari Fakta dan Kebenaran dari informasi tersebut
“Benar , kami mendengarkan desas desus adanya lingkungan yang rusak dan berdampak terhadap penghasilan nelayan setempat yang disebabkan oleh Pengerjaan Proyek Folder pengendalian Banjir Jalan Pemuda . Dan Hari senin Tanggal 11 Oktober lalu kami turun kelapangan bersama rekan rekan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pemerhati Lingkungan” ucap Erik.
Kami sudah melihat secara langsung Pengerjaan Proyek Tersebut, dan kami Langsung Mewancarai bahkan turut kami dokumentasikan wawancara bersama nelayan yang merasa di rugikan dari dampak pengerjaan Proyek tersebut. Tambah Erik.
Erik juga menyimpulkan berdasarkan investigasi dilapangan memang benar adanya dampak yang ditimbulkan dari proyek yang di tenggarai kementerian PUPR tersebut.
Berdasarkan Video dokumentasi Aliansi Mahasiswa pemerhati lingkungan , Masyarakat menyampaikan bahwa mereka mensupport 100 Persen pengerjaan Proyek tersebut namun mereka juga berharap Pemerintah atau Kontraktor Pelaksana memikirkan dampak yang mereka rasakan. Penghasilan mereka secara Drastis menurun, dari yang biasanya mendapatkan udang sekitar 2 sampai 3 Kilo Gram kini Mereka hanya mendapatkan 2 ons saja perhari. Tolong berikan perhatian kepada kami ucap seorang Nelayan dalam video wawancara bersama mahasiswa.
Dalam mengawal dan memperjuangkan Hak masyarakat dan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan Aliansi Mahasiswa pemerhati lingkungan, turut melangsungkan Audiensi bersama pihak Kelurahan setempat dan beberapa dinas terkait yang berlangsung pada Kamis 14 Oktober 2021. Bahkan turut hadir perwakilan Masyarakat/Nelayan dan Perangkat setempat.
Tujuan Kami menyurati Kelurahan setempat dan melaksanakan Audiensi ialah untuk Menyampaikan aspirasi Masyarakat dan menuntut hak hak masyarakat yang seharus nya di berikan. Ucap erik.
Namun ketegangan Dalam Pertemuan Antar mahasiswa dan OPD terkait membuat Mahasiswa Walk Out dari Ruangan yang disediakan Pihak kelurahan tersebut.
Kami menilai tidak ada titik temu dari Pertemuan kali ini, bahkan kami sangat menyayangkan ternyata satu hari sebelum pelaksanan Audiensi bersama kami. Pihak terkait mengundang beberapa perangkat Masyarakat yakni RW, dan Ketua Nelayan.
Kami mendapatkan informasi adanya pertemuan oleh beberapa pihak sebelum audiensi dilaksanakan. bukti petemuan tersebut berupa Foto,Video dan catatan pemberian “Sagu Hati” Kepada Nelayan sebesar Rp.12.000.000 (12 Juta Rupiah) . Dan kami dari mahasiswa sangat menyayangkan Hal tersebut. Bahkan informasi yang kami dapatkan setiap nelayan hanya di berikan Rp.100.000 sebagai bentuk Kepedulian dari pihak terkait dari terdampak Nya Masyarakat sekitar dari pengerjaan Proyek yang memakan dana 16 MILIAR Rupiah tersebut.
Bahkan turut di sampaikan oleh salah satu nelayan yang hadir saat pertemuan Audiensi, “bahwa kami Kecewa terhadap apa yang diberikan Pihak terkait dalam Menanggapi keluhan kami yang sangat sangat terdampak dari Proyek tersebut khusus nya kami yang menggantungkan Hidup sebagai nelayan untuk menghidupi keluarga”.
Erik Menambahkan, Kami Sudah Melangsungkan langkah Persuasif namun hasil berupa solusi Kongkrit belum di dapatkan. Intinya Kami tetap berada dalam barisan depan dalam memperjuangkan Hak Hak Rakyat dan kelestarian Lingkungan sekitar. Kami Akan menyurati Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan melangsungkan Aksi UNJUK RASA di dinas PUPR Kota TanjungPinang serta Dinas Lingkungan Hidup sebagai bentuk Protes dan kekecewaan Masyarakat terhadap Pemerintah maupun Perusahaan Pelaksana Proyek tersebut”Tutup Erik.
(Budi)
Comment