InDepthNews.id (Karimun)- Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, H. Ansar Ahmad menghadiri panen raya rumput laut di Pulau Jaga Kecamatan Moro Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau.
Dengan menggunakan sampan, Gubernur yang ditemani oleh Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan (DKP) Kepri, Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKP Kepri, Camat Moro, Staf Khusus Gubernur melihat langsung proses dan tatacara budidaya rumput laut.
Dalam sambutannya Gubernur Ansar mengatakan bahwa Kecamatan Moro Kabupaten Karimun merupakan salah satu penghasil komoditas unggulan perikanan budidaya rumput laut yang sangat potensial untuk dibudidayakan di Provinsi Kepulauan Riau.
“Kepri sebagai Provinsi Kepulauan membutuhkan usaha-usaha khusus mulai dari pemprov hingga Pemda Kabupaten / Kota untuk optimalisasi hasil laut untuk masyarakat seluas-luasnya” ujar Gubernur Ansar, Selasa (7/9).
Menurut Gubernur Ansar, selama ini sebagian besar dari lebih kurang 200 ribu rumah tangga nelayan di Kepri kegiatannya merupakan nelayan tangkap. Selain itu sebagian nelayan melakukan kegiatan budidaya, baik ikan maupun komoditi yang lain.
“Alhamdulillah di Dusun Jaga maupun beberapa dusun yang lain ini masyarakat sudah mengembangkan budidaya rumput laut. Akan tetapi fluktuasinya naik turun. Saat ini kita akan bangkit kembali untuk pengembangan budidaya rumput laut” kata Gubernur Ansar.
Ansar juga menyampaikan bahwa Kecamatan Moro ini sebagai salah satu sentra budidaya rumput laut, akan dipetakan kembali berapa luas yang bisa dimanfaatkan. Dengan hasil yang baik dan semangat nelayan yang tinggi, sentra ini akan kita perluas dan perbesar.
“Langkah awal kita akan menginventarisir kebutuhan-kebutuhan seperti gudang dan area penjemuran, akan kita hitung bersama-sama. Untuk itu tugas kita mesti dilakukan dari hulu ke hilir. Kita tidak hanya bicara soal kemampuan memproduksi rumput laut, tetapi yang lebih penting adalah pasar yang kompetitif, ” katanya lagi.
Gubernur Ansar juga dalam kesempatan tersebut meminta semua nelayan pembudidaya untuk menjaga kekompakan. Karena kekompakan merupakan salah satu kunci utama suksesnya budidaya ini.
“Saya juga minta bantuan para tetua, TNI, dan juga Polri sebagai fasilitator. Insya Allah ekonomi kita bangkit kembali. Untuk jaminan bibit, sarana prasarana dan pasar akan kita bahas lebih lanjut bersama DKP” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu Ansar juga mengatakan kalau minggu lalu, beliau bersama Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepri bertemu Menteri Kelautan dan Perikanan di Jakarta untuk berdiskusi terkait pemanfaatan potensi kelautan.
“Dalam waktu dekat Pak Menteri akan berkunjung ke Kepri untuk meninjau pemanfaatan yang ada saat ini. Saya juga sudah meminta DKP untuk memetakan wilayah-wilayah di Kepri yang cocok untuk pengembangan budidaya rumput laut ini,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, Kepala DKP Kepri, TS Arif Fadillah mengatakan bahwa peluang pasar rumput laut di Kepri cukup potensial baik dipasar dalam negeri maupun diluar negeri.
“Di Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun, lokasi pengembangan budidaya rumput laut kurang lebih seluas 110 km² dan umumnya tersebar di sekitar garis pantai pulau Sugi dan pulau-pulau kecil sekitarnya serta sebagian kecil di Pulau Combol dan Pulau Sugi bawah,” Ujar Arif
Arif juga menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Melalui DKP Kepri telah memberikan bantuan kepada pembudidaya rumput laut sejak tahun 2019 s/d tahun 2021 yaitu berupa kebun bibit 1 untit dengan luas 2,5 ha dengan jenis Eucheuma Cottonii, sarana penanaman 15 unit metode apung (long line) dan metode lepas dasar, 18 unit sampan dan boat pancung dan 3 gudang rumput laut.
“Pemerintah Provinsi Kepri melalui DKP Kepri, telah memberikan bantuan baik berupa dana maupun pembinaan dan pengawasan untuk meningkatkan produksi rumput laut, sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat tempatan,” Papar Arif
Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKP Kepri, Ulia Fachmi mengatakan bahwa Keterlibatan Masyarakat dan Produksi Rumput Laut sebagai pelaku usaha budidaya rumput laut di Kecamatan Moro sebanyak 11 kelompok atau berjumah 130 KK yang tersebar di Kelurahan Moro, Desa Sugi dan Desa Nyiur Permai, dengan produksi pertahun 6461 ton atau 646 ton kering dengan asumsi (10 kg basah = 1 kg kering)
“Rumput laut yang diproduksi pembudidaya umumnya dijual dalam kondisi kering. Harga ditingkat pembudidaya yaitu sebesar Rp. 11.000, jika di kompilasikan produksi rumput laut dalam produksi per siklus selama 45 hari sebesar 2 Ton x 90 KK = 180 Ton,” Papar Ulia
Ulia juga menjelaskan bahwa dalam satu Tahun terdapat 7 siklus panen sehingga jumlah produksi per tahun 180 Ton x 7 Siklus = 1.260 Ton Rumput laut basah. Dari jumlah 1.260 Ton Rumput Laut basah jika dikering kan menghasilkan jumlah sebesar 126 Ton rumput laut kering.
“Harga jual rumput laut kering/kg Rp. 11.000 sehingga di perkirakan nilai ekonomi rumput laut kering mencapai 126.0000 kg x Rp. 11.000 = Rp. 1.386.000.000.
Pendapatan rata -rata pembudidaya rumput laut per tahun adalah1.386.000.000 : 90 KK = Rp.15.400.000,” Ujarnya
Dia juga memaparkan bahwa kendala yang dihadapi dalam usaha budidaya rumput laut adalah masalah pemasaran dan rendahnya harga tingkat pembudidaya.
“Ada Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi rendahnya kualitas produk, panjangnya saluran distribusi, tingginya biaya transportasi, ketidak jelasan harga dan ketidak harmonisan hubungan antara pembudidaya dengan pedagang,” kata Ulia
“Rendahnya kualitas rumput laut disebabkan oleh tingginya permintaan di pasar domestik dan dunia yang menyebablkan pembudidaya melakukan pemanenan pada umur yang kurang dari 45 hari. Hal ini mengakibatkan penurunan kualitas produk dan pada akhirnya harga menurun drastis,” pungkas Ulia.
Adapun dalam kegiatan iti turut dihadiri Staf Khusus Gubernur Sarafudin Aluan dan Suyono, Staf Ahli Bidang Kesra Mahadi Rahman, Kepala Dinas PUPR Abu Bakar, dan Kepala Biro Perekonomian Novianto.
(Redaksi)
Comment