InDepthNews.id (Lingga) – Para kelompok budidaya udang vaname di Desa Tinjul Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga saat ini dalam kondisi was – was, pasalnya sejak akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024 ini aliran listrik dari jaringan Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Dabo Singkep masih saja hidup mati (byar pet) seperti lampu disko.
Kondisi byarpet itupun terjadi baik siang hari maupun malam hari. Bahkan 1 hari bisa 4 sampai 5 kali.
“Para kelompok budidaya udang vaname saat ini sangat kuatir dan was-was dan mereka terancam gagal panen karena aliran listrik hidup mati sepanjang hari,” Abu Bakar Ketua Karang Taruna Desa Tinjul, Rabu (03/01/2024).
Menurut Abu Bakar, setiap kolam budidaya udang vaname mengandalkan kincir air tambak untuk memberi oksigen pada udang. Dan untuk menghidupkan mesin kincir air tambak masih mengandalkan listrik selama 24 jam.
“Udang vaname itu bisa bertahan hidup hanya dengan kincir air tambak yang masih mengandalkan listrik untuk mengoperasikannya, tetapi kalau listriknya hidup mati begini, bisa-bisa gagal panen,” ungkapnya.
Meskipun para pembudidaya sudah menyediakan mesin generator untuk berjaga-jaga bila listrik padam, lanjut Abu Bakar, namun kondisi itu tetap saja membuat kuatir karena mesin generator hanya mampu bertahan beberapa jam saja.
Dia pun mempertanyakan keseriusan kinerja PLN UPT Dabo Singkep yang dinilai tidak mampu mengatasi kondisi listrik yang byarpet sampai saat ini.
“Saya minta agar pihak PLN untuk bisa segera mengatasi kondisi byarpet ini, agar para pembudidaya udang vaname tidak kuatir lagi,” ujarnya.
Lagipula tambahnya, budidaya udang vaname ini merupakan usaha masyarakat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, untuk itu juga harus didukung termasuk fasilitas listrik yang memadai.
“Percuma saja pemerintah bicara peningkatan perekonomian masyarakat, sementara masyarakatnya yang saat ini berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan melalui budidaya udang vaname namun tidak didukung dengan infrastruktur yang memadai seperti aliran listrik yang baik, yang tidak byarpet,” pungkas Abu Bakar (Red)
Comment