Dr Jarir M. Ag: Peta Belanda Menyingkap Keistimewaan Pulau Rempang

InDepthNews.id (Riau) – Jika dewasa ini orang mengenal Rempang hanya memiliki 16 Kampung Tua, ternyata pada peta Belanda menjelaskan lebih dari itu.

Berdasarkan Peta Belanda yang tersimpan di Universiteit Leiden berjudul “P[oelau] Rempang”, map duttch survey date 1941, skala: 1:50.000. Tergambar beberapa titik lahan persawahan, pada peta disebut dengan “padi and dry cultivation (wilayah budidaya padi).

“Dalam peta itu disebutkan kalau ada sekitar 75 titik persawahan di Pulau Rempang, lengkap dengan perumahannya di dekat sawah. Persawahan ada yang di tepi sungai (lahan pasang surut), dan ada juga persawahan darat (ladang),” kata Dosen Sejarah Kebudayaan Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis Provinsi Riau, Dr Jarir M. Ag.

Dijelaskan Jarir, di bagian bawah peta juga jelas disebutkan beberapa istilah yang ada dalam peta. Misalnya adanya “hut” (rumah sederhana milik warga) di peta Pulau Rempang. Rumah warga setempat jumlahnya pun tidak sedikit. Gubuk ada yang di tepi laut, tetapi juga ada beberapa titik di pinggiran sungai, seperti di Sungai Seranggong.

“Dalam peta itu juga disebutkan beberapa rumah gubuk ada di jalan setapak, tetapi juga ada perkampungan di sepanjang jalan yang bisa dilalui sepeda motor (motorable road), ada jalur track dan footpaths (jalan setapak),” ungkapnya.

Selain itu, juga terdapat perkebunan karet, pada peta tergambar pohon dengan kode rubber. Gambar pohon, di bawah peta disebut dengan rubber (kebun karet), limit of type cultivation (batasan jenis budidaya). Demikian juga Pulau Setokok, terdapat persawahan dan pemukiman penduduk dan jalan yang bisa dilalui kendaraan.

“Peta ini membuktikan bahwa sejak zaman Belanda, Pulau Rempang, sudah berpenduduk, lengkap dengan perkebunan karet, persawahan, dan jalan besar yang bisa dilalui sepeda motor,” jelas Jarir yang juga merupakan Ketua Komisi Hukum dan Juru Bicara MUI Provinsi Riau ini.

Sementara itu, mengenai wilayah yang tidak diberi tanda di peta Belanda, Sungai atau laut sebagai tempat “hidup” puak melayu, ada kawasan pemukiman yang berhampiran dengan pantai atau bibir sungai, di sungai itu ada lubuk larangan dan wilayah lainnya. Ada kawasan pertanian, ada kawasan perkebunan atau hutan produktif dan ada hutan simpanan.

“Semua kawasan itu disebut tanah ulayat. Semua beragam peruntukan di pulau Rempang itu adalah bentuk landskap kampung melayu,” sebutnya.

Ada yang menarik lagi, tambah Jarir, bahwa di tengah Pulau Rempang ini terdapat garis kode Q, garis equator (khatulistiwa) yang membelah Pulau Rempang. Pulau kecil di tengah Selat Melaka ini memiliki keistimewaan, suhu udara dan ragam tanaman tumbuh subur di sini, sebab posisi matahari pas di atas kepala, karena garis khatulistiwa membelas bumi bagian utara dan selatan.

“Inilah salah satu keistimewaan Pulau Rempang yang kadang tak terlintas dalam pikiran kita,” ungkapnya. (Red)

Comment