Pantai Lambego, Kawasan Wisata Private di Ujung Pulau Selayar

InDepthNews.id (Selayar) – Pantai Lambego merupakan salah satu kawasan obyek dan daya tarik wisata (ODTW) yang secara administratif terletak di wilayah Pemerintahan Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Selayar.

Lokasi bibir pantai dan hamparan pasir putihnya yang lebar memposisikan pantai Lambego sebagai salah satu basis pengembangan kawasan destinasi pariwisata bahari serta jalur kunjungan wisatawan mancanegara yang melintas dari arah Labuang Bajo dan sekitarnya.

Selain berpotensi menjadi Kawasan Wisata Private dan beragam aktivitas bahari dapat dilakukan dengan leluasa di sepanjang kawasan bibir pantai Lambego, mulai dari bersepeda, berjemur, snorkeling, sumbathing, dan volly pantai, Jumat (18/10/2024).

Selama berada di kawasan Pantai Lambego, ragam aktivitas wisata bahari menarik lainnya juga dapat dinikmati oleh pengunjung dan atau wisatawan mancanegara.

Berburu aneka jenis kerang laut dan ikan saat air laut sedang surut, merupakan salah satu aktivitas wisata bahari yang dapat dilakukan bersama sama warga lokal.

Aktivitas perburuan ikan dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu tangkap tombak dan atau panah.

Tak hanya sebatas berburu ikan dan atau kerang laut. Akan tetapi, pengunjung juga dapat memanfaatkan air laut yang sedang surut untuk menangkap udang sikat atau udang kipas (thenus orientalis). Jenis udang yang bagi orang luar negeri disebut slipper lobster.

di Lokasi yang sama, pengunjung dan atau wisatawan juga dapat menyaksikan secara langsung kepiawaian tangan tangan dingin masyarakat Pulau Lambego dalam memproduksi beraneka ragam jenis perahu dan kapal dengan berbagai bentuk serta ukuran.

Kapal dan atau perahu yang diyakini, pantang tenggelam di laut, sebelum kembali ke tanah asalnya.

Idealnya sebuah lokasi pengembangan destinasi pariwisata, Desa Lambego turut didukung oleh kekayaan khasanah budaya, adat istiadat, tradisi, serta kesenian lokal, sebut saja : budaya manca’ pa’dang, pangaru, pajoge, lulo, hingga tradisi, soro’a body atau tradisi mendorong perahu, kapal, dan atau sampan.

Prosesi soro’a body digelar warga setiap kali warga selesai menyusun dan membangun kapal, perahu, atau sampan yang siap di lepas ke laut untuk dioperasikan.  (Fadly Syarif)

Comment