Ketika Perayaan Berubah Jadi Patah Hati: Cerita di Balik Ulang Tahun Kepri

InDepthNews.id (Tanjungpinang) – Hari jadi Provinsi Kepri yang ke-22 seharusnya menjadi momen yang membahagiakan bagi masyarakat Tanjungpinang. Namun, acara jalan santai dan senam sehat yang diadakan di halaman gedung daerah justru menorehkan sejarah kelam.

Yola, seorang peserta yang datang dari Batu 15, berangkat penuh harapan. Ia dan keluarganya sangat antusias mengikuti acara ini, berharap bisa membawa pulang kupon hadiah. Namun, harapan itu sirna ketika mereka menyaksikan kekacauan yang terjadi di lokasi.

Dari awal, suasana acara sudah menunjukkan tanda-tanda masalah. Pembagian kupon lucky draw yang dijanjikan oleh panitia terkesan amburadul.

Wartawan yang meliput acara pun melihat langsung ketidakberesan yang terjadi. Tak ada transparansi dalam proses pembagian kupon, dan para peserta tampak bingung dan frustrasi.

“Seharusnya kupon dibagikan begitu peserta tiba. Tapi kami malah berdesak-desakan mencari tahu di mana kuponnya,” kata Anton, salah satu peserta.

“Bayangkan berapa banyak masyarakat yang hadir. Semua kena prank,” lanjutnya lagi dengan nada kesal.

Kekacauan ini berujung pada protes dari peserta yang merasa tidak dilayani dengan baik. Suasana semakin tegang ketika mereka berusaha berebut kupon.

“Untung saja tidak ada yang pingsan,” ucap Anton, menyoroti potensi bahaya dari kerumunan itu.

Seiring waktu berlalu, kupon-kupon tersebut cepat habis. Masyarakat yang sudah datang dengan harapan pulang dengan hadiah, kini hanya bisa pulang dengan kekecewaan.

“Panitianya benar-benar amburadul. Tidak ada persiapan sama sekali,” keluh Anton, mewakili banyak suara yang merasa dikhianati.

Acara yang seharusnya menjadi perayaan justru berakhir sebagai momen yang menyakitkan bagi masyarakat Tanjungpinang. Harapan yang terbang tinggi kini hancur, dan ingatan akan hari jadi ke-22 Provinsi Kepri pun akan terukir dengan kesedihan dan frustrasi.(Jefri)

Comment