Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad Lepas Ekspor Sirip Pari Lontar dan Sirip Pari Kupu-Kupu Ke Pasar Hongkong

InDepthNews.id (Tanjungpinang) – Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad melepas Ekspor Produk Perikanan di Gedung VIP Bandara RHF Tanjungpinang, Sabtu (11/13). Adapun ekspor dilakukan oleh Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tanjungpinang berupa Sirip Pari Lontar dan Sirip Pari Kupu-Kupu berjumlah 1.272 Kg ke pasar Hongkong senilai Rp822 juta.

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua TP-PKK Hj. Dewi Kumalasari Ansar, Wakil Wali Kota Tanjungpinang H. Endang Abdullah, Asisten II Syamsul Bahrum, Kadis KP H. T. S. Arif Fadilah, GM TP. Angkasa Pura II Tanjungpinang Ngatimin K. Murtono, Kadis Perhubungan Junaidi, Kadis Pertaninan Rika Azmi, Kabiro Pembangunan M. Darwin, GM PT. Garuda Indonesia Cab. Tanjungpinang Ryan Amirulfiras, Satker PSDKP Tanjungpinang Fernandus Maruli Ambarita dan Eksportir Dagang Wang-Wang Antoni.

Dalam sambutan, Gubernur meminta lewat Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi secara teknis melaksanakan tugasnya dengan mempelajari komoditi-komoditi jenis biota laut yang bisa dibudayakan agar dapat didorong ke pasar ekspor.

“Intinya dinas Perikanan inventarisir produknya, pelajari jaringan pasarnya dan terus jaga kolaborasi ini dan manfaatkan maskapai penerbangan yang ada di Kepri,” perintah Gubernur Ansar.

Dalam perintahnya itu, Gubernur menjelaskan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dibawah koordinasi Asisten Perekonomian dan Pembangunan supaya melakukan rapat bersama dengan menginventarisir komoditi-komoditi yang dihasilkan untuk ekspor di Kepri yang selama ini ekspornya jalur-jalur perantara.

“Maka, ke depan kita fasilitasi bersama-sama agar semua komoditi-komoditi ekspor yang ada di Kepri ini bisa langsung di ekspor tanpa melalui perantara seperti lewat Singapura, Surabaya. Atau orang melayu bilang ‘Lembu punya susu, tapi Sapi punya nama’. Apalagi pajaknya masuk ke Daerah lain,” jelas Gubernur Ansar.

Lanjut Gubernur, komoditi yang di ekspor harus meningkat. Karena didalam dunia usaha sesuatu partai besar jauh lebih efesien dibandingkan yang kecil, dan bicaranya soal komponen over head cost supaya kuantiti ekspor bisa lebih besar.

“Dan ini tidak hanya membantu maskapai penerbangan, tapi juga membantu ekonomi masyarakat dari hulu ke hilir dan mendorong pendapatan ekspor Kepri,” sambungnya.

Selain itu, Gubernur memberikan apresiasi kepada Balai Karantina Perikanan, PT. Angkasa Pura II, PT. Garuda Indonesia dan juga Bea dan Cukai yang telah berkolaborasi sehingga kegiatan ekspor ini dapat dilaksanakan lebih baik.

“Terimakasih kami ucapkan kepada BKIPM Tanjungpinang dan semua elemen yang sudah bekerjasama dan yang selama ini telah membantu, membina, menjaga mutu, kualitas komoditi ekspor dari Kepri,” ucapnya.

Terakhir, Gubernur mengajak komitmen bersama semua stakeholder dalam rangka terus memperbaiki dan peningkatan ekonomi masyarakat serta pelayanan bagi masyarakat

“Mudah-mudahan kebersamaan ini ke depan bisa mensejahterakan masyarakat dan juga terima kasih kepada teman-teman media yang selalu memberitakan ini,” tutup Gubernur Ansar.

Kepala BKIPM Tanjungpinang Felix Tumban Tobing mengatakan Karantina Perikanan selalu meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana lembaga sertifikasi ikan dan pengelolaan Perikanan maupun dalam hal lembaga inspeksi labotarium penguji.

Untuk Unit Pengelolaan Ikan (UPI), Kepala BKIPM Tanjungpinang melanjutkan yang bersertifikat HACCP di seluruh Kepri terkecuali Batam ada 38 UPI mulai dari Bintan, Tanjungpinang, Natuna, Karimun dan Lingga juga ekspor ke China, Singapura, Malaysia, Vietnam, Australia dan hari ini Hongkong.

“Dalam hal ini perlu kami sampaikan, kami telah implementasikan ISO 17020 2012 dalam memastikan inspeksi terhadap Unit Pengelolaan Ikan (UPI) yang menerapkan program manajemen terpadu kasi SIKPI sebagai persyaratan ekspor berjalan sesuai dengan teknis yang prosedural,” kata Felix.

Kepala BKIPM Tanjungpinang juga berterima kasih kepada Pemrov Kepri yang telah menyempatkan waktu, dalam mendukung gerakan pemulihan ekonomi di Kepulauan Riau.

(***)

Comment